Sejarah LMND
Menelusuri jejak perjuangan mahasiswa Indonesia dalam membangun kesadaran demokrasi dan keadilan sosial.
Sejarah LMND
Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) lahir sebagai respons terhadap rezim Orde Baru yang otoriter, melalui proses panjang konsolidasi berbagai komite aksi mahasiswa sejak 1998–1999. Setelah kegagalan FNRT dan ALDEM akibat kuatnya represi politik, komite-komite aksi kembali berkumpul dan membentuk FONDASI, yang kemudian menggelar RMNI I dan II. Konsolidasi ini memuncak pada Kongres Mahasiswa Bogor 1999, di mana 19 dari 20 komite aksi sepakat mendirikan Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) dengan ideologi Demokrasi Kerakyatan yang kini menjadi Pancasila, yang menegaskan keberpihakan pada kaum tertindas. Kongres II tahun 2000 kemudian melebur seluruh komite di bawah satu nama LMND, menetapkan Dewan Nasional sebagai kepemimpinan, serta menetapkan identitas baru termasuk perubahan warna bendera menjadi merah. Sejak awal, LMND aktif dalam aksi-aksi nasional menuntut reformasi, termasuk penolakan RUU PKB yang menyebabkan gugurnya anggota Liga, Jusuf Rizal, dan Saidatul Fitria di Lampung.

Melalui berbagai kongresnya, LMND merumuskan arah gerak yang menekankan pendidikan politik, penguatan basis anggota, kolaborasi dengan berbagai sektor masyarakat, serta dorongan terhadap terciptanya ruang demokrasi yang lebih partisipatif. Organisasi ini juga memperluas jangkauan gerak melalui solidaritas di tingkat nasional maupun internasional, serta mendorong peran mahasiswa sebagai bagian dari kekuatan sosial yang kritis terhadap ketimpangan dan pembangunan yang tidak berkeadilan. Dengan pendekatan ini, LMND berusaha mempertahankan relevansinya sebagai organisasi mahasiswa yang aktif dalam isu-isu kerakyatan tanpa bergantung pada afiliasi politik tertentu.
Visi dan Misi Perjuangan
LMND berkomitmen untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang demokratis, berdaulat, dan mandiri.
Visi
Contrary to popular belief, Lorem Ipsum is not simply random text. It has roots in a piece of classical Latin literature from 45 BC, making it over 2000 years old. Richard McClintock, a Latin professor at Hampden-Sydney College in Virginia, looked up one of the more obscure Latin words, consectetur, from a Lorem Ipsum passage, and going through the cites of the word in classical literature, discovered the undoubtable source. Lorem Ipsum comes from sections 1.10.32 and
Misi
- misi
- misi
- misi
- misi
- misi
Nilai-Nilai Perjuangan LMND
demokrasi
demokrasi
Riwayat Kepengurusan Nasional
Daftar Ketua Umum & Sekretaris Jenderal LMND dari masa ke masa.